Pelumas ( OIL ) 4 Langkah

Indonesia memiliki pangsa pasar pelumas amat besar. Setiap tahunnya konsumsi pelumas tak kurang dari 700.000 kiloliter. Dan hingga kini sekitar 60 persen pangsa pasar pelumas di dalam negeri masih dikuasai Pertamina. Sisanya, diperebutkan merek-merek lain termasuk produk impor. Sebagai pemimpin pasar, Pertamina nampak tak ingin ketinggalan dalam menyediakan produk mutakhir. Terakhir, perusahaan milik negara ini meluncurkan produk barunya, Fastron Full Synthetic SAE OW-50 dengan API Service SM yang merupakan kelanjutan dari produk Fastron sebelumnya, Semi Synthetic SAE 20W-50 API SJ/CF dan Synthetic Oil SAE 10W-40 API SL. Dari segi standar performa pelumas, maka kode API SM dari Fastron Full Synthetic jelas lebih baik dari produk Fastron sebelumnya. Karena standar America Petroleum Institute (API) menyebutkan untuk pelumas bensin menggunakan kode S diikuti dengan huruf alfabet. Kode SA sampai SD sudah tidak boleh lagi dipakai di Indonesia. Sedangkan, China masih menggunakan standar pelumas itu. Pertamina mengunggulkan pelumas Fastron Full Synthetic ini karena mempunyai kekentalan ganda yang lebih stabil pada temperatur mesin rendah maupun tinggi. Ketahanan yang sangat tinggi terhadap oksidasi dan panas. Periode penggantian pelumasnya pun lebih lama di atas 15.000 km. Pelumas bensin full sintetis ini cocok untuk jenis mobil sedan teknologi terbaru kelas 2.000 cc ke atas seperti Honda Stream, Toyota Wish maupun Mercedes Benz dengan mesin VVT-i, i-VTEC direct injection, dan sejenisnya. FASTRON adalah minyak lumas mesin kendaraan dengan bahan dasar semi synthetic berkualitas tinggi dengan kekentalan ganda (multigrade) sehingga pelumas mudah bersirkulasi pada temperatur rendah dan memberikan perlindungan optimal terhadap keausan komponen mesin pada suhu dan kecepatan tinggi. FASTRON SAE 20W-50 dan SAE 10W-40 direkomendasikan untuk kendaraan mesin bensin modern yang dilengkapi dengan sistem Direct Injection dan multikatup. FASTRON SAE 20W-50 dan SAE 10W-40 dapat juga digunakan pada kendaraan mesin diesel tugas sedang. Kehandalan pelumas ini ditunjukkan dengan kemampuan kerjanya yang telah mendapat approval dari API service kategori SJ (API Donut) untuk FASTRON SAE 20W-50 , selain itu memenuhi standar Eropa ACEA G5/PD-2 dan VW 501.01/505.00FASTRON DIESEL SAE 15W40 is recommend-ed for modern high speed diesel engine especially for those which are equipped with low emission Direct Injection System. FASTRON DIESEL SAE 15W-40 direkomendasikan untuk kendaraan mesin diesel modern putaran tinggi khususnya untuk mesin diesel system Direct Injection dengan gas buang rendah emisi. FASTRON DIESEL SAE 15W-40 dapat juga digunakan pada kendaraan mesin bensin. Kehandalan pelumas FASTRON DIESEL SAE 15W-40 telah memenuhi tingkatan mutu API CH-4 dan juga memenuhi persyaratan untuk tingkatan mutu API CF, ACEA A2-98/B2-98 dan MB 226.1. KEUNGGULAN • Memiliki kekentalan yang sangat stabil pada temperatur rendah dan tinggi. • Memberikan perlindungan yang efektif terhadap piston dari pembentukan deposit. • Melindungi mesin dari keausan. • Memiliki stabilitas oksidasi yang baik. Pelumas yang baik tidak hanya dilihat dari harganya yang murah saja, karena jika kita pilih harga yang murah kualitas kurang bagus percuma, sebaiknya pilih kualitas yang baik soal harga terakhir, karena lebih mahal jika kita perbaiki mesin yang rusak akibat oli yang kurang baik. Maunya lebih irit tetapi malah jadi morat – marit karena mesin rusak akibat pakai oli murah yang kurang kualitasnya. Sistem Pelumasan Motor 4 Tak Sistem pelumasan pada mesin sepeda motor 4 Tak berbeda dengan sistem pelumasan pada sepeda motor 2 Tak. Pada Motor 2 Tak diperlukan oli samping, sedangkan pada motor 4 Tak tidak diperlukan. Sistem pelumasan mesin pada motor 4 langkah (4 Tak) hanya menggunakan 1 macam oli untuk melumasi seluruh bagian komponen mesin motor mulai dari komponen ruang bakar, komponen kopling dan komponen Transmisi. Oleh karena itu diperlukan Oli dengan spesifikasi khusus disini. Sistem pelumasan untuk motor berbeda dengan sistem pelumasan mobil meskipun sama - sama menggunakan mesin 4 langkah. Karena pelumasan pada mobil antara ruang bakar,transmisi dibuat berbeda dan koplingnya dibuat sistem kering seperti halnya motor matic. Pada motor 4 langkah biasanya pelumas di simpan di bak kruk as (crankcase) dan dialirkan ke seluruh komponen motor dengan bantuan pompa oli dan biasanya disebut Wet sump system. Tetapi ada juga motor yang menyediakan bak penampung pelumas secara terpisah di luar mesin motor atau biasa di sebut Dry sump system. 1. Wet Sump System (Pelumasan tipe basah) Seluruh volume oli pada Mesin tipe “wet sump” ditampung didalam crankcase (blok mesin) pada mesin tersebut. Pada sistem ini, oli dipompa dari genangan di crankcase, dilewatkan strainer/screen (semacam ayakan) atau filter oli, kemudian ditekan ke bagan mekanisme dalam mesin untuk melumasi komponen noken-as, temlar (pelatuk), batang klep (katup) dan akhirnya di kembalikan ke ruang kruk-as lewat ruang rantai kamrat. Oli dikembalikan dari daerah yang dilumasi ini dan mengalir menuju penampungan oleh gaya gravitasi. Pelumasan untuk bagian silinder dan piston biasanya cuma mengandalkan gayungan atau cipratan kruk-as saja, tetapi untuk motor modern seperti SUZUKI telah menggunakan sistem nozel yang yang menyemprot langsung ke dinding silinder dan pelumas akan di sapu ke bawah oleh ring piston pada saat langkah hisap maupun langkah usaha. Pelumasan untuk kopling dan transmisi biasanya cuma mengandalkan cipratan pelumas saja pada saat mesin bekerja, tetapi ada juga yang mengambil pelumasan dari pompa oli. Beberapa mesin tipe basah (wet-sump) hanya memakai strainer screen saja, dan beberapa tipe lainnya mengkombinasikan dengan sebuah filter tipe sentrifugal (melingkar), atau tipe filter kertas yang konvensional. Keuntungan sistem pelumasan basah Konstruksinya sangat sederhana Waktu untuk pemanasan mesin lebih cepat Oli lebih mudah dikontrol sirkulasi oli lebih cepat
2. Dry Sump System (Pelumasan tipe kering) Sistem pelumasan ini lebih rumit dibandingkan dengan sistem pelumasan basah. Pada sistem ini, pelumas ditampung terpisah dalam tangki oli eksternal tambahan. Oil pump akan memopakan pelumas tersebut ke seluruh komponen mesin, sekaligus memompa oli keluar dari ruang crankcase pada mesin kembali menuju ke tangki eksternal tersebut. Pada Sistem ini, kopling dan transmisi dilumasi oleh cipratan oli dari pompa ke tangki oli
Disini oli disemprotkan melalui ‘oil jet’ langsung ke komponen internal yang penting untuk memastikan lubrikasi dan pendinginannya, misalnya pada stang dan piston. Beberapa sistem juga menambahkan relief valve yang dikontrol tekanan (oil pressure-controlling reliev valves) untuk meyakinkan pelumasan tetap berjalan meskipun filternya clogging (buntu) atau suhu oli terlalu rendah sampai tak bisa mengalir melewati filter. Filter oli dan strainer screen diposisiskan dalam sistem lubrikasi untuk menangkap kontaminan/perusuh sebelum oli disalurkan kembali ke jalur pelumasan mesin. Desain ini meminimalisir ruang yang diperlukan untuk menampung oli dibagian bawah dari crankcase, sehingga mesin dapat diposisikan lebih rendah dari sebelumnya. Desain ini sering dimaksimalkan pada konfigurasi rute dan tangki penyimpan dengan tujuan menurunkan temperatur oli tersebut. Diambil dari ; manual Toyota, manual Honda, Manual yamaha, Buku produk pelumas, dan sumber internet www.oto_kir.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami prinsip-prinsip pengendalian kontaminasi

Pelumasan 2 Langkah

Memahami Huruf, Angka dan Etiket Gambar Teknik